• 0813-1769-8478
  • 0889-2129-515
  • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Tuesday, 06 August 2019 06:01

Cara Kerja Fire Hydrant System

Written by
Rate this item
(1 Vote)

Testcom Fire Hydrant SystemSebagaimana kita ketahui bahwa fire hydrant merupakan alat pemadam kebakaran yang menggunakan air yang bertekanan sebagai media pemadam kebakaran, dipasang pada suatu bangunan untuk memadamkan api jika terjadi kebakaran. Setelah mengetahui pengertian fire hydrant system maka selanjutnya kita perlu mengerti cara kerja fire hydrant system tersebut.

Fire hydrant system terdiri dari peralatan-paralatan yang dipasang sedemikian rupa sehingga membentuk suatu sistem pemadam kebakaran yang siap digunakan apabila terjadi kebakaran pada suatu bangunan. Fire hydrant system bekerja apabila terjadi kebakaran pada suatu bangunan yang dilindungi dengan cara menyemprotkan media air yan bertekanan ke sumber api yang muncul menggunakan hose nozzle yang sudah tersambung dengan selang air dimana selang air tersebut dihubungkan ke hydrant pillar yang memiliki valve hydrant sebagai alat pengatur laju tekanan air. Hydrant pillar tersebut juga disambungkan dengan sumber air yang ada didalam tandon atau bak penampung air yang sudah disiapkan melalui rangkaian pipa-pipa yang sudah dihitung ukuran dan diameter nya agar sesuai dengan kebutuhan, kemudian semua rangkaian tersebut dihubungkan oleh pompa-pompa hidran untuk mengisap dan mengalirkan air dari dalam tandon air atau bak air keujung pillar hingga ke hose nozzle dengan tekanan tertentu untuk memadamkan api.

Terdapat tiga jenis pompa kebakaran pada suatu fire hydrant system yaitu :

  1. Pompa Jockey. Jockey pump digunakan untuk mendistribusikan air kedalam jaringan hydrant system pada saat standby sehingga volume dan tekanan air tetap terjaga dan selalu dalam keadaan siap digunakan pabila terjadi kebakaran.
  2. Pompa Elektrik. Electric pump digunakan untuk mengalirkan air kedalam jaringan hydrant system dengan jumlah dan tekanan yang lebih besar yang digunakan pada saat terjadi kebakaran dimana kebutuhan air menjadi lebih besar karna dibukanya hydrant pillar maupun hydrant valve sementara jockey pump tidak mampu mengalirkan air yang besar sesuai permintaan. Electric pump dikendalikan oleh suatu panel kontrol dan diatur agar mampu bekerja secara otomatis pada saat tekanan air mencapai titik tertentu dan dimatikan secara manual.
  3. Pompa Diesel. Diesel pump digunakan untuk mengalirkan air kedalam jaringan hydrant system dengan jumlah dan tekanan yang lebih besar yang digunakan pada saat terjadi kebakaran dan aliran listrik terputus atau sengaja diputuskan untuk menghindari kenakarna yang lebih luas. Diesel pump menggunakan mesin diesel dengan bahan bakar solar sebagai media penggeraknya sehingga sangat membantu jika terjadi pemutusan aliran listrik.

Penempatan posisi hydrant pillar maupun hydrant valve harus diperhatikan dan direncanakan dengan cermat sesuai dengan regulasi dan standar yang berlaku mulai dari jarak antara hydrant pillar, kemudahan akses dan pertimbangan pengoperasian agar dapat mengatasi keadaan darurat jika terjadi kebakaran dan menjangkau semua area yang akan dilindungi. Hydrant pillar umumnya dipasang dibagian luar bangunan seperti dihalaman maupun taman ataupun lokasi yang mudah terlihat sebagai output media air yang bertekanan untuk memadamkan api jika terjadi kebakaran, sedangkan hydrant valve biasanya dipasang pada bangunan bagian dalam ruangan yang dipasang didalam indoor box hydrant yang sudah dilengkapi dengan peralatan dan accessries lain seperti fire hose atau selang kebakaran, hose nozzle dan hose reel.

Sumber air dipersiapkan di dalam tandon air (positive suction) maupun ground tank (negative suction) dengan kapasitas yang disesuaikan dengan ukuran pompa, sumber air tersebut tidak boleh dicampur dengan kebutuhan air lain selain untuk media pemadaman kebakaran. Sebagai contoh pompa dengan ukuran 500 GPM (Galon Per Menit) minimal disiapkan ground tank kapasitas 60 m³ dengan perhitungan Sbb  :  Kita bulatkan  1 galon = 4 liter, 500 GPM = 2000 liter per menit , 60 m3 = (2000 liter) x (30 menit). Dalam waktu  30 menit air dalam ground tank akan habis dengan asumsi dalam tempo 30 menit  mobil pemadam kebakaran sudah datang di lokasi untuk mengisi air kedalam jaringan hydrant system melalui Siamesse Connection.

Read 2116 times Last modified on Wednesday, 02 September 2020 23:14
Administrator

Fire Engineer sekaligus Praktisi yang berpengalaman dibidang sistem pemadam kebakaran dan telah mengerjakan berbagai macam proyek Sistem Pemadam Kebakaran, juga ikut bergabung sebagai member aktif di NFPA

Leave a comment

Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.

Alat Pemadam Hydrant

©2019. Semua Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. PT. GLOBAL PROTEKSI NUSANTARA