Bagaimana Terjadinya Api?
Api merupakan proses kimia yaitu proses oksidasi cepat terhadap suatu material yang menghasilkan panas dan cahaya. Api dapat tercipta apabila terjadi persenyawaan (bergabungnya) tiga unsur yang dikenal dengan teori segitiga api. Api berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya dan panas yang juga dapat menimbulkan asap. Keberadaan api memberikan manfaat yang sangat banyak untuk manusia dan siklus kehidupan dialam semesta, namun disisi lain kehadiran api bisa memunculkan petaka bagi manusia dan alam semesta jika tidak mampu dikendalikan hingga terjadi kebakaran.
Apa Itu Kebakaran?
Mengetahui apa itu api dan bagaimana api dapat menyala merupakan pengetahuan dasar yang penting guna mencegah terjadinya musibah kebakaran. Pasalnya, banyak musibah kebakaran yang terjadi merupakan akibat kelalaian dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang api. Jadi apa itu kebakaran? Kebakaran adalah nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan dan pada umumnya sulit untuk dikendalikan.
Definisi Kebakaran Menurut Perda DKI No. 3 tahun 1992
Definisi kebakaran secara umum adalah suatu peristiwa atau kejadian timbulnya api yang tidak terkendali yang dapat membahayakan keselamatan jiwa maupun harta benda.
Definisi Kebakaran Menurut National Fire Protection Association (NFPA)
Kebakaran didefinisikan sebagai suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan 3 unsur yang harus ada yaitu: bahan bakar yang mudah terbakar, oksigen yang ada dalam udara, dan sumber energy atau panas yang berakibat menimbulkan kerugian, harta benda, cidera bahkan kematian.
Jadi dapat dismpulkan bahwa Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan dimana unsur-unsur pembentuk api yang terdiri dari bahan bakar, oksigen dan sumber panas yang membentuk reaksi oksidasi dan menimbulkan kerugian materi bahkan korban jiwa.
Teori Segitiga Api
Segitiga Api adalah tiga elemen pokok yang saling berkaitan antara satu elemen dengan elemen yang lainnya sebagai unsur pembentuk api.
Ketiga elemen pembentuk api tersebut yaitu:
- Bahan baku/material;
- Suhu yang memadai (panas yang berlebih);
- Kadar oksigen yang cukup.
Bagaimana Terjadinya Kebakaran?
Kebakaran dapat terjadi karena adanya tiga unsur yang saling berhubungan, yaitu adanya material, adanya oksigen dan adanya sumber panas (suhu panas yang berlebihan) hingga menyebabkan munculnya api yang semakin membesar dan tidak terkendali. Segitiga api dapat diatasi agar tidak terjadi persenyawaan yang dapat menimbulkan api dan akhirnya membesar menjadi kebakaran, caranya adalah dengan memperkecil kemungkinan ketiga unsur tersebut berkumpul dalam suatu ruang.
Cara Mencegah dan Menanggulangi Kebakaran
Setelah memahami apa itu api, bagaimana terjadinya api, unsur-unsur pembentuk api melalui segitiga api, apa itu kebakaran dan bagaimana terjadinya kebakaran maka kita dapat mencegah dan menanggulangi kejadian kebakaran yang dapat merugikan jiwa dan harta benda dengan tepat berdasarkan pengetahuan tersebut. Mengetahui cara penyebaran api juga sangat penting untuk mencegah terjadinya kebakaran. Api dapat tersebar melalui empat cara, yakni Konveksi, Radiasi, Konduksi, dan penyalaan langsung.
Kebakaran dapat dicegah dengan cara memisahkan unsur panas atau penghasil panas dari bahan yang mudah terbakar seperti kertas, kayu, kain, dan gas, menghilangkan udara atau oksigen (O2), hidrogen, dan klorin dengan melakukan pengisolasian atau penyelimutan oksigen, serta menghilangkan panas akibat terjadinya gesekan, hubungan arus pendek listrik, reaksi kimia, dan lain-lain dengan melakukan pendinginan merupakan tiga cara yang bisa dilakukan untuk memutus segitiga api.
Usaha nyata untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran adalah dengan cara memasang sistem pendeteksi dini kebakaran (fire alarm system) untuk dapat mendeteksi secara cepat adanya api didalam suatu gedung atau bangunan sehingga ada early warning system untuk selanjutnya dapat diambil langkah-langkah pencegahan jika terjadi kebakaran. Sementara untuk menanggulangi kebakaran jika memang terlanjur terjadi, disiapkan alat pemadam api ringan (APAR) maupun alat pemadam api berat (APAB) dengan media pemadam api yang sesuai dengan kelas kebakaran yang mungkin akan muncul pada fasilitas atau bangunan tersebut. Pemasangan fire hydrant system juga sangat penting untuk sistem penanggulangan kebakaran pada gedung, bangunan dan lingkungan yang merupakan alat pemadam kebakaran yang menggunakan air sebagai media pemadam kebakarannya. Selain itu, fire hydrant system juga dapat dilengkapi dengan fire sprinkler system yang dapat bekerja secara otomatis untuk melindungi aset atau bangunan jika terjadi kebakaran. Disamping peralatan maupun sistem pemadam kebakaran tersebut, juga perlu dipertimbangkan untuk pemasangan sistem proteksi kebakaran khusus untuk melindungi manusia maupun aset vital lainnya seperti FM200 fire suppression system, CO2 fire suppression system, Inergas fire suppression system, fire tubing system, firetrap system dan sistem proteksi kebakaran khusus lainnya.