Keterbatasan kepekaan panca indera manusia perlu dibantu dengan teknologi misalnya sensor gas yang lebih peka dan memiliki daya ukur lebih pasti dalam menentukan ada tidaknya kebocoran gas di ruang dapur rumah. Teknologi pencegahan kebakaran juga dapat dilengkapi dengan pemasangan sensor api. Keberadaan sensor-sensor tersebut akan saling melengkapi dalam membangun sebuah sistem pencegah kebakaran skala rumahan. Sistem pencegah kebakaran saat ini perlu dilengkapi dengan kemampuan pengiriman informasi jarak jauh melalui koneksi internet. Aplikasi sistem pencegah kebakaran juga perlu ditampilkan di smarthone android agar pemilik rumah mampu mengetahui potensi kebakaran saat posisi di manapun seperti posisi di luar rumah.
Cara Kerja Alat Pendeteksi Kebakaran
Cara kerja alat pendeteksi kebakaran adalah dengan menangkap sinyal adanya kebakaran melalui asap, panas, serta nyala api, maka alarm tanda peringatan detektor kebakatar akan berbunyi. Alarm tersebut menunjukkan lokasi dimana kebakaran terjadi, sehingga tim pemadam kebakaran langsung bisa menuju lokasi untuk memadamkan api.
Alat detektor kebakaran ini sangat berguna karena bisa memberi tahu kapan dan di mana kebakaran terjadi, sekaligus dapat juga menjadi tanda kepada para penghuni gedung agar pergi segera mungkin menyelamatkan diri. Hal ini akan meminimalisir korban yang terjadi akibat kebakaran. Selain itu, adanya tanda yang diberikan oleh detektor kebakaran bisa dilakukannya tindakan memadamkan api.
Macam-Macam Alat Pendeteksi Kebakaran
Ada bermacam jenis alat pendeteksi kebakaran menurut jenis pendeteksinya. Ada yang mendeteksi lewat asap, tekanan panas, serta nyala api. Berikut ini jenis-jenis alat detektor kebakaran tersebut.
1. Alat Deteksi Asap (Smoke Detector)
Seperti namanya, cara kerja dari alat detektor kebakaran jenis ini adalah untuk mendeteksi kebakaran dari adanya asap. Asap yang muncul diasumsikan sebagai akibat dari api yang menyala di dalam ruangan.
Jika dalam suatu ruangan terdapat sekumpulan asap, maka alat deteksi asap langsung menangkap sinyal ini sehingga alarm tanda bahaya akan berfungsi.
Alat deteksi asap sendiri terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
- Smoke Detector 2 Wire, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem kerja dua kabel.
- Smoke Detector 4 Wire, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem kerja empat kabel.
- Smoke Detector Multi, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem kerja dua tau empat kabel sehingga memungkinkan untuk diintegrasikan dengan Security Alarm dan Conventional Fire Alarm.
- Stand Alone Smoke Detector, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem berdiri sendiri tanpa memerkulan koneksi ke panel controller.
Alat ini berdasarkan metode deteksinya juga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu ionization smoke detector, photoelectric smoke detector, dan air sampling smoke detector.
2. Alat Deteksi Panas (Heat Detector)
Berbeda dengan alat deteksi asap yang telah dijelaskan sebelumnya, ada pula alat deteksi panas yang mana sistem kerjanya mendeteksi kebakaran melalui panas. Panas yang dideteksi tersebut diasumsikan berasal dari api yang ada di ruangan. Adanya api membuat temperatur di ruangan menjadi naik.
Jika temperature mencapai 500C hingga 600C, maka alat deteksi panas akan memberi peringatan adanya kebakaran. Jenis alat deteksi panasa sendiri dibagi menjadi tiga macam yaitu fixed temperature heat detector, rateof rise detector (ROR Detector), dan rate compensation detector.
3. Alat Deteksi Api (Flame Detector)
Berbeda dengan dua jenis alat pendeteksi kebakaran sebelumnya, alat deteksi api ini mendeteksi kebakaran langsung pada adanya api. Bagaimana bisa alat ini mendeteksi adanya api?
Alat ini mendeteksi api melalui metode optik yaitu UV (ultra violet), IR (infra red), pencitraan visual api, dan spektroskopi yang mana dari metode optik tersebut adanya nyala api dapat dideteksi. Api kebakaran akan dapat terdeteksi dari ultra violet yang dihasilkan oleh api, sehingga alarm kebakaran dapat menyala.
Jenis-jenis alat deteksi api adalah sebagai berikut:
- UV Flame Detector, dimana teknologi ini dapat mendeteksi kebakaran dengan sensor sinar UV, dimana detektor ini akan menangkap sinyal adanya kebakaran jika terdapat radiasi dengan spektral mulai dari 180 hingga 260 nanometer.
- UV/IR Flame Detector, dimana teknologi ini merupakan penyempurnaan dari UV Flame Detector. Detektor ini mendeteksi adanya kebakaran dengan sensor integrasi antara UV dan infra red.
- Muti-Spectrum IR Flame Detector (MSIR), dimana detektor ini bekerja mendeteksi adanya kebakaran dengan cara mamnfaatkan secara multipel daerah spektral IR. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan perbedaan radiasi dari sumber kebakaran dan bukan sumber kebakaran.
- Visual Flame Imaging Detector, dimana detektor ini mampu mendeteksi kebakaran secara visual sehingga dinilai lebih nyata dalam mendeteksi kebakaran. Detektor ini memanfaatkan perangkat CCD image sensors untuk memvisualisasikan adanya sumber kobaran api.
4. Alat Deteksi Gas (Gas Detector)
Selain melalui sensor asap, panas, dan kobaran api, alat pendeteksi kebakaran dapat dideteksi pula melalui gas, yang mana dapat dideteksi oleh alat deteksi gas atau gas detector.
Prinsip kerja dari alat deteksi gas ini adalah mendeteksi kebocoran gas. Gas yang dapat dideteksi dari alat ini ada dua jenis, yaitu Liquefied Petroleum Gas (LPG), dan Liquefied Natural Gas (LNG).
Berdasarkan dari jenis gas yang dapat dideteksi, alat deteksi gas ini sangat cocok diletakkan di rumah, khususnya di bagian dapur. Di mana di bagian dapur itulah terdapat LPG yang dapat memicu terjadinya kebakaran. Saat terjadi kebocoran gas, maka alat deteksi gas bisa segera mengirim sinyal kepada alarm sehingga alarm peringatan akan segera berfungsi.