• 0813-1769-8478
  • 0889-2129-515
  • This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.
Tuesday, 06 August 2019 08:57

Cara Kerja Fire Suppression System (FM200)

Written by
Rate this item
(1 Vote)

Cara kerja  FM-200 fire suppression system adalah sebagai berikut :

Starvvo FM200 SystemKeberadaan asap dalam ruangan dideteksi oleh smoke detector yang meng-cover ruangan yang diproteksi. Line detector terdiri dari 2 zone yang terpasang “cross zone” ini dimaksudkan agar gas FM-200 akan discharge jika terjadi alarm pada 2 zone detector, sehingga kejadian gas discharge pada saat alarm palsu (false alarm) dapat dihindari. Pada saat smoke detector stand-by akan terlihat indikator pada detector menyala berkedip dengan interval beberapa detik, dan akan menyala kontinyu jika bekerja menerima asap. Pada saat salah satu satu zone detector ada yang bekerja menerima asap akan termonitor pada panel kontrol, keadaan ini disebut Alarm-1. Jika selanjutnya zone yang lain bekerja menerima asap maka, akan terjadi Alarm-2.

Pada saat Alarm-1 panel kontrol akan menggerakkan peralatan audible alarm yaitu Multitone akan berbunyi terputus-putus pendek serentak dengan nyala lampu strobe dan lampu “evacuate sign” menyala.

Pada saat Alarm-2 Multitone di dalam ruangan berbunyi terputus-putus panjang, kemudian panel kontrol akan menghitung waktu sampai 30 detik untuk delay menggerakkan “electric control head”, yang membuka cylinder valve sehingga gas FM-200 discharge ke ruangan. Bersamaan ini pula “Gas Discharge sign”menyala, multitone di luar ruangan berbunyi. Seluruh isi gas akan disch FM-200 arge dari cylinder selama kurang lebih 10 detik.

Pengoperasian “manual release station” dilakukan dalam keadaan darurat, bila terjadi kebakaran sementara smoke detector belum bekerja menerima asap. Perlu diperhatikan pengoperasian “manual release station” akan langsung membuat gasFM-200  discharge, maka pastikan bahwa telah terjadi kebakaran saat itu. Peralatan lain yang dapat digunakan secara manual untuk discharge gas FM-200 adalah “manual lever control head”, lokasinya berada di atas valve cylinder, digunakan saat darurat dimana panel kontrol gagal beroperasi (fault) atau sistem kelistrikan mengalami kegagalan sedangkan saat itu terjadi kebakaran.

KONSEP DASAR CARA KERJA FM200 FIRE SUPPRESSION SYSTEM

Cara kerja FM-200 System melalui proses. Dari masing-masing equipment yang terpasang di dalam FM-200 Fire Suppression ini, INPUT >> PROCESS >> OUTPUT. FM-200 Fire Suppression memiliki 2 [dua] mekanisme pengoperasian, yakni Mechanical dan Electrical. Artinya, perangkat mechanical masih bisa dioperasikan dengan dan tanpa adanya aliran arus listrik, sedangkan perangkat electrical bergantung pada adanya asupan aliran arus listrik. Sehingga pada saat terjadinya kegagalan arus listrik, salah satu keunggulan FM-200 System masih bisa beroperasi secara maksimal, tentunya dengan beberapa pengecualian.

PERANGKAT INPUT

  1. Fire Alarm System: Fire Alarm System salah satu bagian dari FM200 Fire Suppression yang bekerja untuk mendeteksi adanya kemungkinan indikasi asap yang disebabkan oleh kebakaran. Pada sistem fire alarm ini, instalasi diaplikasikan menjadi 2 [dua] zone dan metode instalasi yang digunakan adalah metode Cross-Zone. Pada saat terindikasi, fire alarm dibedakan menjadi 2 [dua] jenis fase indikasi fire alarm, yaitu fase Alarm-1 [Single-zone] dan fase Alarm-2 [Cross-zone].

Fase Alarm-1 [Single-zone]. Jika 1 detector di salah satu zone mendeteksi adanya partikel asap [ALARM-1]. Efek dari fase ini adalah Multi-tone akan mengeluarkan bunyi terputus-putus pendek dan tanda lampu “Evacuate Area Immediately” akan menyala. Pada tahap ini FM-200 clean agent gas suppression tidak akan release.

Fase Alarm-2 [Cross-zone]. Jika detector pada zone lainnya juga mendeteksi adanya partikel asap, sehingga sekarang ada 2 detector atau lebih pada 2 zone yang aktif, maka kondisi ini disebut juga dengan fase ALARM-2. Pada tahap ini, Multi-tone akan mengeluarkan bunyi terputus-putus panjang dan lampu tanda “Evacuate Area Immediately” akan menyala.

Selanjutnya Control panel akan mengirim signal untuk shutdown A/C, demikian juga system akan mulai menghitung delay [count-down] selama 30 detik. *Kemudian gas FM-200 akan release bersamaan dengan Alarm Bell yang berada di luar ruangan akan berbunyi dan lampu “Gas Discharged” yang berada di luar ruangan juga akan menyala.

Namun, jika pada saat delay berlangsung, jika tombol "Abort" ditekan dan ditahan, maka hitungan delay akan berhenti pada detik ke-10 menuju 0. *Sehingga gas belum akan release. Dan jika tombol "Abort" dilepas, maka count-down akan menghitung mundur kembali, mulai dari detik ke-10.

  1. Manual Release Station: Perangkat input yang satu ini hanya digunakan saat dalam kondisi darurat, misalnya pada saat sistem pendeteksi dini atau sistem fire alarm mengalami gagal fungsi. Untuk mengoperasikan perangkat ini, dibutuhkan seorang operator ataupun petugas yang sedang berjaga yang menyadari keadaan darurat tersebut. Dan perangkat ini masih membutuhkan sistem electrical untuk dapat beroperasi, artinya perangkat ini hanya bisa bekerja saat Control Panel masih memiliki asupan aliran arus listrik.
  2. Lever Operated Control Head: In-case, saat terjadi pemadaman listrik dan battery cadangan Control Panel juga sudah tidak mendukung untuk memberi cadangan power listrik, dengan sangat menyesal system ini harus dioperasikan secara manual. Dan satu-satunya cara untuk mengoperasikan system ini untuk dapat segera discharge adalah dengan menarik tuas "Lever Operated Control Head". Hanya dengan cara inilah, clean agent yang terdapat di dalam cylinder dapat release dan discharge dari cylinder penyimpanan untuk melakukan pemadaman terdapat api. Untuk mengoperasikan perangkat ini, dibutuhkan seorang operator ataupun petugas yang inisiatif dan tanggap untuk melakukan tindakan tersebut.
  3. Abort Switch Station: Perangkat ini berfungsi untuk membatalkan aktifitas saat clean agent gas akan menjelang release/discharge. Dan perangkat ini hanya dapat diaktifkan atau difungsikan disaat fire alarm memasuki fase Alarm-2 atau pada saat count down delay 30 detik setelah Alarm-2 dan untuk menahan count down pada detik ke-10, seperti yang sudah dijelaskan di atas [figure saat masuk kondisi Alarm-2]. Sehingga apabila kebakaran yang terjadi di dalam ruangan yang diproteksi masih bisa tangani oleh petugas untuk dapat dipadamkan menggunakan APAR [Alat Pemadam Api Ringan] atau Fire Extinguisher. Tentunya akan lebih efektif, tanpa harus kehilangan sebagian besar gas yang diinvestasikan di dalam cylinder gas Fire Suppression System atau Tabung FM-200, mengingat cost/harga isi ulang untuk clean agent gas tersebut masih relatif tinggi. Kami menyarankan yang terbaik untuk pelanggan kami, sesuatu yang efektif dan efisien.
  4. Supervised Disconnect Switch: Perangkat ini berfungsi untuk menonaktifkan output control unit [Selenoid] pada saat terjadi ALARM. Atau secara fungsi digunakan untuk menonaktifkan selenoid saat melakukan maintenance atau saat fire drilling dalam mode supervisory atau stand-by, agar pneumatic tidak merespon dan bereaksi saat disengaja ataupun tidak disengaja, apabila terjadi False alarm.

PERANGKAT PROCESS

Master Control Fire Suppression

Satu-satunya perangkat yang memproses semua aktifitas di dalam FM200 Fire Suppression disebut dengan Control Panel. Perangkat inilah yang mengelola segala respon dari perangkat-perangkat input yang selanjutnya diproses dan dikelola lalu memberikan reaksi berupa perintah dan tindakan lanjutan kepada perangkat-perangkat output. Segala aktifitas yang dilakukan Control Panel membutuhkan aliran arus listrik. Namun saat Control Panel kehilangan power dari sumber tenaga utama, Control Panel masih memiliki 2 [dua] battery kering sebagai cadangan. Sehingga apabila terjadi pemadaman listrik, Control Panel masih bisa beroperasi untuk melayani FM 200 Fire Suppression.

PERANGKAT OUTPUT

  1. Multi-tone/Hornstrobo: Multi-tone/Hornstrobo ini terletak di dalam ruangan yang diproteksi oleh Fire Suppression System. Perangkat ini beroperasi dengan mengeluarkan bunyi putus-putus pendek, dan kilat cahaya saat sistem Fire Alarm memasuki fase ALARM-1, Lalu Multi-tone/Hornstrobo ini akan mengeluarkan bunyi putus panjang dan kilat cahaya saat memasuki fase ALARM-2.
  2. Alarm Bell: Vibrating Bell atau Fire Alarm Bell bekerja dengan cara memberikan signal audio dengan kapasitas suara mencapai 94 db at 10 feet [3.1 meters]. Perangkat ini akan berbunyi disaat memasuki fase Alarm-2 dan aktif secara bersamaan dengan tanda lampu "Gas Discharge". Alarm Bell akan terus berbunyi bahkan saat FM200 clean agent gas suppression telah selesai discharge.
  3. Lampu Tanda "Evacuate Area Immediately": Perangkat ini akan bekerja berdasarkan instruksi dari Control Panel FM-200 Fire Suppression System yang beroperasi secara otomatis. Sign Lamp ini akan menyala pada saat terjadinya fase ALARM-1 atau saat salah satu pada 1 titik detector mengindikasi dan sebagai peringatan untuk memberitahu petugas agar secepatnya segera meninggalkan ruangan yang diproteksi FM 200 Fire Suppression. Lampu "Evacuate Area Immediately" sign, berada di atas pintu keluar di dalam ruangan yang diproteksi oleh FM200 Fire Suppression System.
  4. Lampu Tanda "Gas Discharge": Perangkat ini akan bekerja berdasarkan instruksi dari Control Panel FM200 Fire Suppression yang beroperasi secara otomatis. Sign Lamp ini akan menyala pada saat gas FM-200 release dan discharge serta untuk mengisyaratkan petugas agar tidak boleh lagi masuk ke area yang diproteksi, selama FM 200 clean agent gas discharge. Equipment ini berada di atas pintu masuk di luar ruangan yang diproteksi oleh FM200 Fire Suppression.
  5. Electronic Control Head: Saat memasuki fase Alarm-2 dan saat Control Panel sudah melakukan count-down 30 detik, apabila tidak ada pembatalan yang dilakukan oleh equipment lainnya, maka Electronic Control Head akan melakukan trigger pada head valve untuk membuka saluran secara elektronik sesuai instruksi dari Control Panel. Perangkat ini terpasang pada cylinder valve sebagai sarana untuk men-trigger gas FM-200 Fire Suppression agar release dan discharge secara elektronik.
  6. Pressure Operated Switch: Equipment ini berfungsi sebagai sarana monitoring [supervisory] untuk mengetahui clean agent gas discharge dari cylinder dan untuk menonaktifkan output control unit [Selenoid] pada saat terjadi ALARM dan memberi laporan kepada Control Panel FM 200 Fire Suppression.
  7. Discharge Nozzle: Fungsi sebagai sarana distribusi gas dari storage cylinder ke dalam ruangan yang diproteksi. Sederhananya, perangkat ini fungsinya sama seperti kran, namun discharge nozzle selalu standby dalam posisi terbuka dan umumnya varian putarannya adalah 180° dan 360°.

Apa Bila Anda Tertarik untuk mendapatkan pengetahuan detail dan lebih spesifik? Silahkan HUBUNGI KAMI.

Jika informasi yang kami sajikan dalam laman ini tidak cukup mewakili apa yang Anda harapkan, silahkan kirim saran & penilaian Anda ke . Kami sangat menghargai kontribusi dan aspirasi Anda untuk berpartisipasi dalam mengembangkan kualitas pelayanan kami.

Read 3439 times Last modified on Saturday, 17 October 2020 08:19
Administrator

Fire Engineer sekaligus Praktisi yang berpengalaman dibidang sistem pemadam kebakaran dan telah mengerjakan berbagai macam proyek Sistem Pemadam Kebakaran, juga ikut bergabung sebagai member aktif di NFPA

Leave a comment

Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.

Alat Pemadam FM-200

©2019. Semua Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. PT. GLOBAL PROTEKSI NUSANTARA