Fire Engineer sekaligus Praktisi yang berpengalaman dibidang sistem pemadam kebakaran dan telah mengerjakan berbagai macam proyek Sistem Pemadam Kebakaran, juga ikut bergabung sebagai member aktif di NFPA
Machino coupling adalah jenis sambungan atau connector yang dibuat di negara Jepang yang berfungsi untuk menyambung antara hydrant pillar ke fire hose, dari fire hose ke hose nozzle, atau dari fire hose yang satu ke fire hose yang lain. Machino coupling terbuat dari bahan bermutu tinggi yaitu dari bahan kuningan (brass), aluminium bahkan ada yang terbuat dari bahan stainless steel.
Machino coupling untuk hydrant pillar biasanya terdiri dari dua sisi yaitu sisi machino male connector untuk menyambungkan coupling machino ke hydrant pillar dan sisi machino female untuk menyambungkan hydrant pillar ke fire hose. Sebaliknya, machino coupling pada fire hose juga terdiri dari dua sisi yaitu machino male connector yang berada diujung selang untuk menghubungkan fire hose ke hose nozzle atau spray nozzle dan sisi machino female connector yang berada diujung selang yang lain untuk menghubungkan fire hose ke hydrant pillar.
Terdapat berbagai macam ukuran coupling machino antara lain machino coupling ukuran 1.5", machino coupling 2" dan machino coupling 2.5". Coupling machino bisa menahan tekanan air dari 13 bar hingga 32 bar.
Storz coupling adalah jenis sambungan selang yang ditemukan oleh Carl August Guido Storz pada tahun 1882 dan dipatenkan di Swiss pada tahun 1890, dan dipatenkan di A.S. pada tahun 1893 yang menghubungkan menggunakan kait dan flensa yang saling mengunci. Ini pertama kali ditentukan dalam standar FEN 301-316, dan telah digunakan oleh brigade pemadam kebakaran Jerman sejak 1933. Di antara kegunaan lain dari jenis sambungan Storz telah banyak digunakan pada selang kebakaran dalam aplikasi pemadam kebakaran. Ini adalah coupling standar pada selang pemadam kebakaran di Portugal, Denmark, Jerman, Austria, Swiss, Swedia, Belanda, Polandia, Israel, dan Yunani. Coupling storz ini juga banyak digunakan di Australia dan Amerika Serikat.
Kebakaran hebat yang melanda gedung utama Kejakasaan Agung Jakarta pada hari sabtu tanggal 22 Agustus 2020 pukul 19.10 kemarin menyisakkan tanda tanya besar bagi publik mengingat vitalnya gedung tersebut dimana berisi aset-aset penting yang sangat berharga terutama dokumen-dokumen berkas perkara sejumlah kasus penting yang sedang ditangani oleh kejaksaan agung tersebut. Gedung Utama Kejaksaan Agung di Jakarta hangus digerogoti api. Kobaran api, bermula diketahui pukul 19.10 hari Sabtu tanggal 22 Agustus 2020 dan baru berhasil dipadamkan pada hari minggu pagi sekitar pukul 07.00. Penyemprotan mengandalkan sumber air yang berasal dari fasilitas kolam renang Bulungan dan beberapa aliran kali di dekat lokasi kejadian. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta Satriadi Gunawan. Selama 12 jam proses pemadaman api, 65 unit mobil pemadam kebakaran (damkar) yang dikerahkan dari Jakarta Pusat hingga unit pemadam kebakaran dari Jakarta Utara.
Bagian penting yang perlu diperhatikan ketika akan membeli atau akan memasang hydrant pillar adalah jenis coupling atau connector yang terdapat pada hydrant pillar tersebut apakah sudah sesuai dengan jenis coupling peralatan dan accessories lain termasuk dengan jenis connector yang dimiliki oleh instansi pemadam kebakaran setempat. Terdapat berbagai macam jenis coupling atau connector hydrant pillar yang beredar dipasaran terutama yang umum digunakan sebagai connector antara hydrant pillar dengan fire hose, antara fire hose yang satu dengan yang lain atau antara output hydrant yang satu dengan yang lain.
Memilih pompa hydrant adalah salah satu pekerjaan yang sangat penting dalam menentukan kinerja sistem proteksi kebakaran yang akan dipasang pada suatu gedung karena hydrant pump merupakan salah satu peralatan utama (main equipment) dalam suatu fire hydrant system. Hydrant pump berfungsi untuk mengisap air dari dalam bak air atau ground tank untuk kemudian didorong dan dialirkan kedalam jaringan pipa hydrant yang menuju ke hydrant pillar diluar gedung, landing valve didalam gedung maupun sprinkler system pada suatu bangunan.
Instalasi fire hydrant system menjadi salah satu persayaratan yang harus dipenuhi untuk sebuah bangunan komersial seperti perkantoran, gedung pemerintah, rumah sakit, pabrik, hotel, apartemen dan bangunan lainnya sesuai dengan peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, Undang-Undang RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, SNI 03-1735-2000, Tentang tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung, SNI 03-1745-2000, Tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan selang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan atau gedung.
Perencanaan fire hydrant system adalah langkah awal yang sangat penting dalam membangun sistem proteksi kebakaran pada bangunan. Pada tahap perencanaan ini dirancang segala sesuatu yang berhubungan dengan hydrant system nantinya mulai dari survey detail untuk menentukan lokasi bak air atau reservoir apakah bisa ditempatkan dengan positive suction atau negative suction, letak dan bentuk rumah pompa untuk menempatkan peralatan utama sistim hidran, menentukan titik hydrant pillar agar mudah diakses, mudah dioperasikan dan dapat mencover area yang akan dilindungi,
Pompa hydrant adalah material utama pada suatu fire hydrant system yang berfungsi untuk mengalirkan air kedalam jaringan pipa hidrant dengan kapasitas dan tekanan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan standar yang telah ditentukan untuk memadamkan api pada suatu bangunan.
Terdapat tiga macam jenis pompa hydrant yang umunya digunakan pada suatu fire hydrant system yaitu :
Jockey pump adalah salah satu jenis pompa dalam suatu alat pemadam kebakaran hidran yang berfungsi untuk menjaga tekanan pada rangkaian pipa hydrant. Jockey pump biasanya disetting secara otomatis untuk dapat bekerja (Auto ON) jika terjadi penurunan tekanan pada instalasi fire hydrant system mencapai pressure setting point yang sudah ditentukan misalnya 6 bar, juga dapat berhenti bekerja secara otomatis (Auto OFF) jika tekanan dalam instalasi fire hydrant system sudah mencapai tekenan tertentu yang sudah ditetapkan misalnya 8 bar. Pompa Jockey sangat penting keberadaannya untuk menjaga kestabilan tekanan pada rangkaian pipa hidran, sehingga intalasi hydrant system selalu dalam keadaan siap jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran yang memerlukan alat pemadam kebakaran hydrant system.
Memilih pompa hydrant adalah salah satu pekerjaan yang sangat penting dalam menentukan kinerja sistem proteksi kebakaran yang akan didpasang pada suatu gedung karena hydrant pump merupakan salah satu peralatan utama (main equipment) dalam suatu fire hydrant system. Hydrant pump berfungsi untuk mengisap air dari dalam bak air atau ground tank untuk kemudian didorong dan dialirkan kedalam jaringan pipa hydrant yang menuju ke hydrant pillar diluar gedung, landing valve didalam gedung maupun sprinkler system pada suatu bangunan.
Tips memilih pompa hydrant agar mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan kebutuhan antara lain :
Pompa hydrant adalah material utama pada suatu fire hydrant system yang berfungsi untuk mengalirkan air kedalam jaringan pipa hidrant dengan kapasitas dan tekanan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan standar yang telah ditentukan untuk memadamkan api pada suatu bangunan.
Memilih pompa hydrant harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan perhitungan yang detail untuk mendapatkan kinerja fire hydrant system yang dinginkan. PT. Global Proteksi Nusantara adalah distibutor pompa hydrant yang menjual berbagai macam merk pompa hydrant yang telah berpengalaman memasang hydrant pump diseluruh Indonesia untuk berbagai kebutuhan pemadam kebakaran baik di perkantoran, gedung pemerintah, rumah sakit, pabrik, industri dan bangunan lainnya.